.CO.ID –
JAKARTA.
Badan Pengelola Tabungan Perumahan Rakyat (BP Tapera) memberi kesempatan kepada bank-bank swasta untuk berpartisipasi dalam penyediaan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Bersubsidi.
Tentu saja, pada masa kini pemberi KPR bersubsidi adalah bank milik negara dan daerah.
Baru-baru ini, PT Bank Central Asia Tbk (BCA) termasuk dalam daftar bank swasta yang diajak bekerja sama untuk proyek itu. Hal ini juga telah dikonfirmasi oleh Komisioner BP Tapera Heru Pudyo.
Meski demikian, Heru bilang saat ini rencana tersebut baru pembicaraan awal. Di mana, ia mengungkapkan bahwa perlu ada pembahasan lanjut terkait hal tersebut.
Dia menyebutkan alasan mengapa BCA dipilih sebagai bank swasta pertama, karena BCA adalah bank swasta dengan portfolio terbesar di sektor pembiayaan perumahan, sehingga cocok untuk kerjasama dalam mendukung program 3 juta rumah.
Namun, dia tidak mengecualikan peluang melibatkan bank swasta lainnya sebagai partner dalam penyampaian KPR Subsidi.
“Bank swasta lain juga bisa dipertimbangkan selama mereka memenuhi syarat sebagai lembaga pemberi KPR Subsidi,” kata Heru kepada , Jumat (25/4).
Selanjutnya, Heru menyatakan bahwa peluang bagi perbankan swasta tidak berkaitan dengan aspek likuiditas. Dia menggarisbawahi bahwa tak ada masalah likuiditas di antara bank-bank mitranya dan juga tidak ada kendala dalam rasio pendanaan 75% FLPP serta 25% dari total dana bank.
Saat ini, Executive Vice President (EVP) Pinjaman Konsumen BCA, Welly Yandoko menyatakan bahwa mereka berencana terlebih dahulu bertemu dengan BP Tapera. Hal ini dilakukan guna mengevaluasi serta memetakan aspek-aspek mulai dari karakteristik produk sampai pada tahap pelaksanaan distribusinya.
Dia mengatakan bahwa saat ini BCA belum memiliki infrastruktur yang cukup untuk pembiayaan KPR bersubsidi.
Mengingat jangkauannya hingga seluruh indonesia, skema subsidi, operasional juga perlu perbaikan.
“Kami belum memiliki kerja sama apa pun dengan developer dan kontraktornya,” jelas Welly.
Bagi pelaksanaan KPR Subsidi, Heru menyatakan bahwa sejak awal tahun sampai dengan 24 April 2025, penyelesaian KPR bersubsidi telah mencapai 70.954 unit. Sedangkan dalam hal nilai, angkanya menembus Rp 876 triliun.
“36% dari sasaran yang sudah ada sebanyak 220.000 unit,” demikian kata Heru.
Berikutnya, salah satu institusi perbankan utama yang mengeluarkan KPR Subsidi adalah PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN). Pada bulan Maret 2025 terakhir, jumlah pinjaman KPR Subsidi dari BTN telah mencapai angka Rp179,70 triliun, meningkat sebesar 7,6% secara year-on-year jika dibandingkan dengan periode serupa di tahun sebelumnya.
Direktur Utama BTN Nixon LP Napitupulu mengatakan bahwa BTN telah mencatat pertambahan dalam hal penyaluran kredit dan pembiayaan, terlebih di bidang perumahan. Hal ini berkat dukungan dari pertumbuhan ekonomi yang masih menunjukkan stabilitas serta adanya program pemerintah untuk membangun hunian bagi masyarakat negara tersebut.
Dia juga percaya bahwa ada peluang besar bagi peningkatan kredit di tahun 2025 sejalan dengan usaha pemerintah dalam memacu ekonomi serta mereduce defisit perumahan melalui penyediaan tempat tinggal yang sesuai dan terjangkau untuk warga negara dari seluruh lapisan pekerjaan.
“Hal ini sesuai dengan peningkatan permintaan akan tempat tinggal yang semakin bertambah,” jelas Nixon.