, JAKARTA — Perusahaan pusat data yang merupakan bagian dari emiten tersebut memiliki peran penting dalam industri ini.
Toto Sugiri
PT DCI Indonesia Tbk. (DCII) melaporkan kinerja yang tumbuh hingga ratusan persen pada tiga bulan pertama 2025. Bak gayung bersambut, kinerja saham
DCI Indonesia
juga melesat ratusan persen sejak awal tahun 2025.
Berdasarkan
laporan keuangannya
, DCII mencatatkan pendapatan senilai Rp773,5 miliar. Angka tersebut meningkat 118,26% dibandingkan dengan kuartal I/2024 yang hanya tercatat sebesar Rp354,4 miliar.
Pendapatan tersebut terdiri dari kontribusi pendapatan sewa senilai Rp733,1 miliar yang naik tajam 120% dibandingkan tahun lalu, serta pendapatan tambahan sebesar Rp40,4 miliar.
Di sisi lain,
DCII
Mencatat biaya utama penerimaan senilai Rp253,8 miliar. Biaya utama penerimaan tersebut meningkat 68,11% jika dibandingkan dengan periode triwulan pertama tahun 2024 yang mencapaiRp151 miliar.
Walaupun beban utama pendapatan meningkat pesat, laba bruto DCII pun menunjukkan pertumbuhan yang signifikan sebesar 155,5% di kuarter I/2025. Laba bruto DCII mencapat angka Rp519,6 miliar di awal tahun 2025, naik dariRp203,3 miliar di periode sama tahun 2024.
Kenaikan pendapatan dan keuntungan kotor DCII yang cukup besar juga berkontribusi pada hasil positif tersebut.
laba bersih
Perusahaan tersebut mencatatkan laba bersih DCII yang meningkat hingga Rp418,8 miliar, mengalami pertumbuhan sebesar 193,72% year-on-year dari angkaRp142,6 miliar.
Direktur DCII Evelyn menyebut bahwa untuk tahun ini, DCII optimis tentang tujuan pendapatan yang ditetapkan untuk tahun 2025.
Evelyn menyatakan dalam presentasi publik DCII pada hari Selasa (22/4/2025) bahwa mereka mengharapkan pertumbuhan dua kali lipat untuk pendapatan, serta bagi hasil sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi (EBITDA), hingga akhir tahun ini.
Untuk mencapai sasaran tersebut, DCII sesuai dengan pendapat Evelyn akan mengalokasikan dana untuk investasi tetap atau
capital expenditure
(
capex
) senilai Rp1 triliun pada tahun ini. Dana tersebut direncanakan akan dipakai untuk memperluas pusat data JK6 dengan kapasitas 36 MW.
“Pada semester ini, JK6akan diluncurkan secara langsung dan siap berfungsi. Sebagian besar dana akan dialokasikan untuk mempertahankan aktivitas investasi di JK6,” jelas Evelyn.
Oleh karena itu, kapasitas keseluruhan jaringan DCI saat ini telah meningkat menjadi 119 MW, yang terbagi di tiga wilayah yaitu Cibitung (H1), Karawang (H2), dan Jakarta (E1).
Di samping itu, dia menambahkan bahwa DCII sedang dalam tahap pengembangan pusat data baru di Surabaya yang memiliki daya tampung sebesar 9 MW.
Sebaliknya, performa DCII yang meningkat signifikan beriringan dengan peningkatan harga sahamnya hingga menjadi yang paling mahal di Bursa saat ini.
Dengan harga saham terkini yang tinggi, DCII menyebut sedang mempertimbangkan opsi pemecahan nilai saham atau melakukan split saham.
stock split
Corporate Secretary DCI Indonesia Gregorius Nicholas Suharsons menyebutkan bahwa hingga kini, DCII masih belum dapat memberikan informasi rinci terkait implementasi stock split.
Menurut dia, langkah pembagian saham tersebut baru sebatas pada tahapan survei awal.
“Masih ada diskusi aktif bersama otoritas pengawas untuk memastikan bahwa jika proyek ini akhirnya diluncurkan, itu akan dipersiapkan pada saat yang tepat dan menghasilkan manfaat positif bagi semua pihak berkepentingan termasuk para pemilik saham,” ungkap Nicholas ketika menyampaikan informasi kepada umum melalui laporan publik DCII, hari Selasa tanggal 22 April tahun 2025.
Nicholas juga menekankan bahwa DCII mendorong semua pihak yang terlibat dalam pasar untuk secara konsisten memantau implementasi dari pembagian saham ini di masa mendatang.
Sebelumnya, bulan Februari yang lalu, DCII menginformasikan kepada publik bahwa perusahaan berencana untuk melakukan pemecahan saham. Menurut DCII, rancangan stock split tersebut sudah disampaikan ke otoritas terkait lewat surat pengajuan persetujuan prinsip tentang urusan pemecahan saham bernomor 004/2025 dan ditandai tanggal 19 Februari 2025.
Harga Saham Premium
Saham DCII yang kini merupakan saham paling mahal di Bursa dinilai oleh para analisis sebagai saham berharga premiun. Menurut Senior Investment Information dari Mirae Asset Sekuritas, Adityo Nugroho, DCII telah mempersiapkan diri dengan kapasitas hingga 119 MW dan mengklaim memiliki lebih dari 270 pelanggan.
Adityo pun memperhatikan bahwa performa DCII setiap tahunnya menunjukkan peningkatan.
double digit
, dengan kenaikan biaya utama penjualan yang kurang signifikan dibandingkan dengan pertambahan pendapatan.
“Kita melihat bahwa DCII berada di tahap awal fase pertumbuhannya, sehingga ada potensi besar untuk perkembangan operasi selanjutnya,” ungkap Adityo pada hari Selasa, 22 April 2025.
Adityo mengatakan bahwa ada banyak ruang untuk meningkatkan performa DCII di masa mendatang. Ini disebabkan oleh tingkat persaingan dalam industri pusat data yang belum begitu ramai.
Di sisi lain, Adityo menilai dengan perkembangan AI, maka perusahaan pusat data seperti DCII akan mulai dibutuhkan.
Selanjutnya, Adityo menyebut bahwa tindakan pemecahan saham DCII ini akan mendapatkan sambutan positif dari para investor lantaran harganya yang sudah cukup tinggi.
“Bila hal itu mungkin terwujud, ini dapat mencapai lebih banyak investor dan dengan demikian meningkatkan aktivitas perdagangan sahamnya,” jelas Adityo.
Saat ini, Head of Investment Specialist di Maybank Sekuritas Indonesia Fath Aliansyah Budiman menyebutkan bahwa ketika terjadi fluktuasi harga saham DCII yang signifikan, aspek penting yang harus diperhatikan oleh para investor adalah tingkat likuiditas DCII tersebut.
“Walaupun mengalami peningkatan yang luar biasa, sebagai salah satu saham dengan nilai pasar tertinggi di Indonesia pada masa itu, tingkat likuiditasnya relatif rendah,” jelas Fath, Selasa (22/4/2025).
Fath menyebut bahwa meskipun transaksinya terbilang kecil, hal tersebut bisa menimbulkan fluktuasi harga saham DCII dengan cukup signifikan sehingga investor mungkin kesulitan untuk membeli saham dalam jumlah besar.
DCII menjadi semakin menarik jika likuiditasnya bertambah melalui berbagai metode.
corporate action
sebagai contoh stock split,” jelas Fath.
Saat bersamaan, analis dan Kepala Strategi Pemasaran serta Perencanaan di Kiwoom Sekuritas menyampaikan bahwa dengan peningkatan harga yang cukup signifikan, langkah investasi yang bisa dipertimbangkan oleh para investor hari ini adalah meraih peluang dalam skema jangka pendek melalui saham DCII.
Pada tingkat Bursa, harga saham DCII bertambah 0,12%, atau sekitar 200 poin, mencapai angka Rp166.950 untuk setiap lembar saat sesi perdagangan hari Jumat (25/4/2025) ditutup. Sepanjang tahun fiskal 2025 ini, nilai saham DCII diketahui sudah meningkat drastis hingga 292,82%.
_______
Disclaimer
Berita ini bukanlah ajakan untuk membeli atau menjual saham. Seluruh keputusan investasi menjadi tanggung jawab pembaca. Tidak akan dipertanggungjawabkan atas setiap kerugian ataupun keuntungan yang muncul akibat keputusan investasi oleh para pembaca.