jateng.
, SEMARANG – Gubernur Jawa Tengah Ahmad Lutfi memiliki metode untuk mengurangi tingkat korupsinya di daerah pedesaan. Ia berencana memasukkan 7.810 kepala desa yang tersebar di seluruh Jateng ke dalam program karantina satu hari full.
Sekolah Anti-Korupsi
bertajuk
Membuka Jalan Mengelola Desa Tanpa Korupsi.
Ajang pembukaan ini akan berlangsung pada hari Selasa, 29 April 2025, di dalam GOR Indoor Stadion Jatidiri Semarang dan siaran langsungnya dapat ditonton melalui kanal YouTube Pemerintah Provinsi Jawa Tengah.
Menurut Ahmad Luthfi, pemimpin di tingkat desa merupakan garda depan dalam proses pembangunan dan juga rentan terlibat dalam persoalan hukum apabila tidak memahami peraturan yang ada.
“Semua kepala desa kami undang untuk sesi pelatihan ini. Langkah ini adalah bagian dari usaha pencegahan dan antisipasi terhadap tindakan korupsi,” tegas Luthfi pada hari Senin (28/4).
Pada acara itu, kepala desa tidak hanya diperkenalkan dengan peraturan-peraturan, namun mereka juga didorong untuk meningkatkan transparansi dalam menggunakan anggaran desa. Harapan Luthfi adalah agar pembangunan di pedesaan Jawa Tengah dapat tercapai secara optimal serta bebas dari korupsi.
“Desa merupakan titik fokus ekonomi. Potensi yang ada sangatlah besar, tidak boleh hancur akibat korupsi,” katanya.
Acara pembekalan ini melibatkan berbagai tokoh penting di antaranya adalah Ketua KPK Fitroh Rohcahyanto yang akan menjadi pemimpin utama dalam pidato kunci, Dirkrimsus Polda Jawa Tengah Kombes Pol Arif Budiman, Kepala BPKP Perwakilan Jawa Tengah Tri Handoyo, serta Jaksa Fungsional Kejati Jawa Tengah Sugeng.
Seluruh sesi akan dibimbing oleh Kepala Ombudsman RI Jawa Tengah Siti Farida.
“Bukan hanya sekadar ceramah, namun ini merupakan pembekalan nyata agar kepala desa betul-betul mengerti peraturan, mengetahui apa yang diizinkan dan apa yang harus dicegah,” jelas Luthfi.
Acara bakal bergeliat mulai pukul 08.00 WIB dan ditarget jadi titik tolak penting untuk menciptakan kampung yang berintegritas kuat.
(jpnn)